Begitu banyak teman Anda, tapi ada berapa orang yang benar-benar peduli pada Anda? Lihat saja masih ada berapa teman yang masih peduli dengan Anda ketika mengalami kesulitan.
Coba hitung sejenak, Anda akan temukan, memang benar-benar sangat sedikit, teman-teman atau orang-orang yang Anda kenal yang selalu makan dan minum atau bergaul bersama setiap hari itu belum tentu bisa membantumu saat ada masalah menimpamu.
Teman, yang penting adalah kualitas, bukan kuantitas, lebih baik satu butir mutiara daripada segerobak kentang (punya satu sahabat sejati lebih baik dari pada ribuan teman).
Saya punya satu buah apel, setengah untukmu, ini adalah persahabatan.
Saya hanya makan sesuap, sisanya untukmu, ini adalah cinta kasih.
Saya tidak makan sesuap pun, semuanya langsung diberikan untukmu, itu adalah orangtuamu.
Hanya dengan satu kali miskin saja, sang pria baru tahu wanita mana yang paling mencintainya.
Wanita hanya jelek satu kali, baru tahu pria mana yang tidak akan meninggalkannya.
Hanya sekali kandas (terpuruk-jatuh miskin) saja, kita baru tahu siapa yang benar-benar paling peduli padamu.
Mendampingimu, bukan karena kamu kaya yang membuat saya baru ikut denganmu, menyayangi, bukan karena kamu cantik, saya baru memberikan perhatian.
Yang ditinggalkan waktu, bukan harta benda, bukan juga kecantikan, tapi ketulusan.
Lama bersama belum tentu akan tumbuh rasa (asmara/ persahabatan), tetapi yang pasti akan mengetahui isi hati yang sebenarnya. Seseorang selalu saja baru sadar akan suatu keindahan setelah kehilangan.
Teman tidak perlu banyak, tapi yang penting adalah sosok teman yang bisa mengulurkan tangannya (membantu) saat Anda dalam kesulitan.
Setiap orang punya potensi, lahir dalam kedamaian, meninggal dalam penderitaan, karena itu, ketika menghadapi tekanan (permasalahan), jangan risau dan cemas, mungkin ini hanya setitik ujian dalam kehidupan. Percaya pada diri sendiri, semuanya dapat diatasi dengan baik, hanya dengan adanya tekanan, seseorang baru akan termotivasi dan tahu akan kelebihannya.
Ada kalanya merenung, seandainya hidup ini seperti sebuah permainan video game, yang bisa diulang kalau rusak, akan seperti apakah hidup ini ?
Karena berlalunya waktu yang tidak akan pernah kembali, jadi harus lebih menghargainya setiap saat, menghormati orang tua, menyayangi anak-anak, memberikan perhatian dan bersikap baik terhadap kekasih atau teman-teman.
Sumber : Opini dan Jejak Penulis
Comments
Post a Comment