lihat juga http://berawal-dari-pesantren.simplesite.com/
MAKALAH
SEJARAH
BERDIRINYA NU
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu Semester l
Program Strata satu ( S.l ) Fakultas Ushuludin
Mata Kuliah Ke NU-an
Dosen : H. Ali Mu’in Amnur, Lc, M.Pd.I
Disusun oleh : Ahm Ozy
NIM :
INSTITUT
AGAMA ISLAM NAHDLATUL ‘ULAMA IAINU
KEBUMEN
2015
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang
Sejarah Lahirnya Nahadlatul Ulama ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga penulis berterima kasih pada Bapak H. Ali Mu’in Amnur, Lc,
M.Pd.I selaku Dosen mata kuliah Ke-Nu an yang telah memberikan tugas ini kepada
penulis.
Penulis
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan makalah yang telah penulis buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.
Kebumen, 11 Oktober 2015
Penyusun
Ahm Ozy
DAFTAR
ISI
Kata pengantar ……………………………………………………….
|
2
|
|
Daftar isi ……………………………………………………………..
|
3
|
|
Bab I
|
Pendahuluan ………………………………………………
|
4
|
A. Latar belakang …………………………………………
|
4
|
|
B. Rumusan masalah ………………………………………
|
4
|
|
Bab II
|
Pembahasan ……………………………………………….
|
5
|
A.
Pengertian NU
…………………………………………
B.
Sejarah berdirinya
NU …………………………………
|
5
5
|
|
Bab III
|
Penutup ……………………………………………………
|
8
|
Daftar pustaka ………………………………………………………...
|
9
|
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
NU
adalah organisasi keagamaan sekaligus organisasi kemasyarakatan terbesar dalam
lintasan sejarah bangsa Indonesia, mempunyai makna penting dan ikut menentukan
perjalanan sejarah bangsa Indonesia, NU lahir dan berkembang dengan corak dan
kulturnya sendiri. Sebagai organisasi berwatak keagamaan Ahlussunnah Wal
Jama'ah, maka NU menampilkan sikap akomodatif terhadap berbagai madzhab
keagamaan yang ada di sekitarnya. NU tidak pernah berfikir menyatukan apalagi
menghilangkan mazdhab-mazdhab keagamaan yang ada. Dan sebagai organisasi
kemasyarakatan, NU menampilkan sikap toleransi terhadap nilai-nilai lokal. NU
berakulturasi dan berinteraksi positif dengan tradisi dan budaya masyarakat
lokal. Dengan demikian NU memiliki wawasan multikultural, dalam arti kebijakan sosialnya
bukan melindungi tradisi atau budaya setempat, tetapi mengakui manifestasi
tradisi dan budaya setempat yang memiliki hak hidup di Republik Indonesia
tercinta ini.
Sebagai
warga negara Indonesia, terkhusus sebagai warga Nahdlatul ‘Ulama alangkah baiknya
kita mengetahui lebih dalam mengenai apa itu Nahdlatul ‘Ulama. Banyak hal yang
bisa kita temukan dan kita kaji dalam perkembangan organisasi ini sehingga kita
dapat memetik segala hikmah kebaikan yang bisa dijadikan motivasi dan semangat
untuk kehidupan kita. Dalam Makalah ini, penulis akan mencoba menguraikan
sedikit tentang apa itu Nahdlatul ‘Ulama, bagaimana sejarah terbentuknya dan
apa saja ajaran/pokok pikiran yang mendasar di Nahdlatul ‘Ulama ini.
B.
Rumusan masalah
1.
Apakah yang
dimaksud dengan NU?
2.
Bagaimanakah
terbentuknya NU?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian NU
Nahdlatul
‘Ulama disingkat NU, artinya kebangkitan Ulama. Sebuah organisasi yang
didirikan oleh para ulama pada tanggal : 16 Rajab 1344 H / 31 Januari 1926 M di
Surabaya.
Nahdlatul
‘Ulama sebagai jam’iyah diniyah adalah wadah para Ulama’ dan
pengikut-pengikutnya, dengan tujuan memelihara, melestarikan, mengembangkan dan
mengamalkan ajaran Islam yang berhaluan Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan menganut
salah satu dari madzhab empat masing-masing adalah :
1. Imam Abu
Hanifah an-Nu’man
2. Imam Malik
bin Anas
3. Imam
Muhammad Idris As-Syafi’i
4. Imam Ahmad
bin Hanbal.
Nahdlatul
‘Ulama (NU) adalah merupakan gerakan keagamaan yang bertujuan untuk ikut
membangun dan mengembangkan insan dan masyarakat yang bertaqwa kepada Alloh
Swt, cerdas, trampil, ber-akhlaq mulia, tenteram, adil dan sejahtera. NU
mewujudkan cita-cita dan tujuannya melalui serangkaian ikhtiar yang didasari
oleh dasar-dasar faham keagamaan, yang membentuk kepribadian khas Nahdlatul Ulama.
B.
Sejarah NU
Keterbelakangan baik secara mental, maupun
ekonomi yang dialami bangsa Indonesia, akibat penjajahan maupun akibat
kungkungan tradisi, telah menggugah kesadaran kaum terpelajar untuk
memperjuangkan martabat bangsa ini, melalui jalan pendidikan dan organisasi.
Gerakan yang muncul 1928 tersebut dikenal dengan “Kebangkitan Nasional”.
Semangat kebangkitan memang terus menyebar ke mana-mana setelah rakyat pribumi
sadar terhadap penderitaan dan ketertinggalannya dengan bangsa lain. Sebagai
jawabannya, muncullah berbagai organisasi pendidikan dan pembebasan.
Kalangan pesantren yang selama ini gigih
melawan kolonialisme, merespon kebangkitan nasional tersebut dengan Membentuk
organisasi pergerakan, seperti Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air) pada
1916. Kemudian pada tahun 1918 Didirikan Taswirul Afkar atau dikenal juga
dengan “Nahdlatul Fikri” (kebangkitan pemikiran), Sebagai wahana pendidikan
sosial politik kaum dan Keagamaan kaum santri. Didirikan Kemudian dan situ
Nalidlatut Tujjar, (pergerakan kaum saudagar). Serikat ini dijadikan basis
untuk memperbaiki perekonomian rakyat. Dengan adanya Nahdlatul Tujjar itu, maka
Taswirul Afkar, selain tampil sebagai kelompok studi juga menjadi lembaga
pendidikan yang berkembang sangat pesat dan memiliki cabang di beberapa kota.
Suatu waktu Raja Ibnu Saud hendak menerapkan
asas tunggal yakni mazhab Wahabi di Mekkah, serta hendak menghancurkan semua
peninggalan sejarah Islam maupun pra Islam, yang selama ini banyak diziarahi
karena dianggap bid'ah. Gagasan kaum Wahabi tersebut mendapat sambutan hangat
dan kaum modernis di Indonesia, baik kalangan Muhammadiyah maupun PSII di bawah
pimpinan HOS Tjokroaminoto. Sebaliknya, kalangan pesantren yang selama ini
membela keberagaman, menolak pembatasan bermazhab dan penghancuran warisan peradaban
tersebut.
Dengan sikapnya yang berbeda itu kalangan
pesantren dikeluarkan dari anggota Kongres Al-Islam di Yogyakarta pada tahun
1925. Akibatnya kalangan pesantren juga tidak dilibatkan dalam delegasi sebagai
Mu’tamar ‘Alam Islami (Kongres Islam Internasional) di Mekkah yang akan
mengesahkan keputusan tersebut. Sumber lain menyebutkan bahwa KH. Hasyim
Asy’ari, KH Wahab Hasbullah dan sesepuh NU lainnya berjalan keluar membuat
delegasi sendiri yang dinamakan Komite Hejaz, yang diketuai oleh KH. Wahab
Hasbullah.
Didorong oleh umatnya yang gigih untuk
menciptakan kebebasan bermazhab serta peduli terhadap pelestarian warisan
peradaban, maka kalangan pesantren terpaksa membuat delegasi sendiri yang
dinamakan Komite Hejaz, yang diketuai oleh KH Wahab Hasbullah.
Atas desakan kalangan pesantren yang terhimpun
dalam Komite Hejaz, dan tantangan dan segala penjuru umat Islam di dunia, maka
Raja Ibnu Saud mengurungkan niatnya. Hasilnya, hingga saat ini di Mekkah bebas
dilaksanakan ibadah sesuai dengan mazhab mereka masing-masing. Peran itulah
internasional kalangan pesantren pertama, yang berhasil memperjuangkan
kebebasan bermazhab dan berhasil menyelamatkan peninggalan sejarah dan
peradaban yang sangat berharga.
Komite Berangkan dan berbagai organisasi yang
bersifat embrional dan ad hoc, maka setelah itu dirasa perlu untuk membentuk
organisasi yang lebih mencakup dan lebih sistematis, untuk mengantisipasi
perkembangan zaman. Maka setelah berkoordinasi dengan berbagai kyai, akhirnya
muncul kesepakatan untuk membentuk organisasi yang bernama Nahdlatul Ulama
(Kebangkitan Ulama) pada 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926). Organisasi ini
dipimpin oleh KH. Hasyim Asy’ari sebagai Rais Akbar.
Untuk menegaskan prinsip dasar organisasi ini,
maka KH. Hasyim Asy’ari merumuskan kitab Qanun Asasi (prinsip dasar),
kemudian juga merumuskan kitab I’tiqad Ahlussunnah wal Jamaah. Kedua
kitab tersebut, kemudian diejawantahkan dalam Khittah NU, yang dijadikan
dasar dan rujukan sebagai warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang
sosial, keagamaan dan po1itik.
NU
menganut paham Ahlussunah waljama'ah, merupakan sebuah pola pikir yang
mengambil jalan tengah antara ekstrem aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrem
naqli (skripturalis). Karena itu sumber hukum Islam bagi NU tidak hanya
al-Qur'an, sunnah, tetapi juga menggunakan kemampuan akal ditambah dengan
realitas empirik. Cara berpikir semacam itu dirujuk dari pemikir terdahulu
seperti Abu Hasan Al-Asy'ari dan Abu Mansur Al-Maturidi dalam bidang teologi/Tauhid/ketuhanan.
Kemudian dalam bidang fiqih lebih cenderung mengikuti mazhab: imam Syafi'i dan
mengakui tiga madzhab yang lain: imam Hanafi, imam Maliki, dan imam Hanbali
sebagaimana yang tergambar dalam lambang NU berbintang 4 di bawah. Sementara
dalam bidang tasawuf, mengembangkan metode Al-Ghazali dan Junaid Al-Baghdadi,
yang mengintegrasikan antara tasawuf dengan syariat.
Gagasan
kembali kekhittah pada tahun 1984, merupakan momentum penting untuk menafsirkan
kembali ajaran ahlussunnah wal jamaah, serta merumuskan kembali metode
berpikir, baik dalam bidang fikih maupun sosial. Serta merumuskankembali
hubungan NU dengan negara. Gerakan tersebut berhasil kembali membangkitkan
gairah pemikiran dan dinamika sosial dalam NU.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari materi yang sudah disampaikan diatas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa Nahdlatul ‘Ulama sebagai jam’iyah diniyah adalah wadah para
Ulama’ dan pengikut-pengikutnya, dengan tujuan memelihara, melestarikan, mengembangkan
dan mengamalkan ajaran Islam yang berhaluan Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
Nahdlatul ‘Ulama (NU) adalah merupakan gerakan keagamaan yang
bertujuan untuk ikut membangun dan mengembangkan insan dan masyarakat yang
bertaqwa kepada Alloh Swt, cerdas, trampil, ber-akhlaq mulia, tenteram, adil
dan sejahtera. NU mewujudkan cita-cita dan tujuannya melalui serangkaian
ikhtiar yang didasari oleh dasar-dasar faham keagamaan, yang membentuk
kepribadian khas Nahdlatul Ulama.
Daftar pustaka:
http://infomediakita.blogspot.co.id/2015/03/makalah-sejarah-berdirinya-nahdlatul.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Nahdlatul_'Ulama
Comments
Post a Comment