Halaman Pondok Pesantren Al-Istiqomah Tanjungsari, Petanahan,
Kebumen atau yang akrab kita sebut YAPIKA pagi ini tampak meriah sekali. Tak
seperti rutinan tahunan ‘Santunan Anak Yatim’ tahun-tahun sebelumnya, karena kali
ini kita kedatangan tamu Bapak Bambang Hary Iswanto, M.B.A atau yang akrab
disapa Hary Tanoe (HT). Itu Lohhh.......???, boss besar MNC (Media Nusantara
Citra) Grup yang kemudian, acara ditambah dengan Silaturrahim dan Dialog bertema:
Kewirausahaan dan Pembangunan Ekonomi Indonesia yang langsung dinarasumberi
oleh HT.
Acara dimulai tepat pukul 08.00 WIB dengan diawali Sholawatan oleh
Tim Hadroh BM “Badrul Musthofa” ( yang kemarin baru dapet juara I di
kompetisi hadroh di Pondok Pesantren Al-Kahfi Somalangu lho) hingga pukul 11.00
WIB. Para tamu terlihat bengong, karena sudah nampak siang begitu namun acara
belum dimulai juga, telusur cerita ternyata acara GAGAL. Eitzzzz..salah,
diundur, penjelasan dari panitia karena sebelumnya HT mengisi acara dialog
serupa di Pondok Pesantren Al-Falah Somalangu. Kemudian tepat pukul 11.30 WIB
acara dibuka dengan lantunan Ayat Suci Al-Qur’an oleh Ananda Ahmad Fauzi, yang
kebetulan Ia juga sebagai vocalis Tim Hadroh BM Al-Istiqomah.
Dilanjutkan dengan acara santunan secara simbolis kepada Anak Yatim
yang dipimpin oleh Kyai Ali Muin Amnur, Lc, M.Pd.I. Beliau menuturkan bahwa
dirutinkannya acara ini, atas dasar rasa malu yang sampai saat ini terus
terngiang di benaknya. Kyai Ali Mu’in melanjutkan dengan kisahnya mengapa
beliau sampai-sampai dirundung rasa malu sebegitu peliknya. Ketika beliau
sedang melaksanakan kewajiban studinya di Cairo University, musim libur semesteran kerap kali Ia gunakan
untuk berkunjung ke berbagai Negara tetangga, tak lain untuk menambah
pengalaman sekaligus juga mencari Uang untuk biaya hidup selama kuliahnya.
Nah, tiba suatu ketika singgah di Sebuah Rumah Makan di Australia
untuk bekerja. Ketika sedang asyik melayani pengunjung, datanglah seorang
berkulit sawo bosok, tak diduga ternyata dia ialah seorang Pastur bernama
Victor Hardi, yang kebetulan juga
berasal dari tanah Jawa. Dalam sisi perkenalanya sang Pastur menawarkan untuk
ngobrol sebentar dengan Kyai Ali, Kyai Ali pun mengiyakan atas kesedianya untuk
ngobrol bersama pastur tersebut. Beberapa pertanyaan bapak Victor dilontarkan :
Berapa jumlah Masjid dan Mushola di desamu???, dan ada satu pertanyaan yang
membuat gereget dan kikuk, berapa jumlah anak yatim dan piatu di desamu???.
Dengan gelaga muka pucat Kyai Ali terbisu tanpa jawaban. Wuduh Busyettt, ini orang tanya kok nyeleneh ya??? dalam
batinnya bertanya-tanya. Sang Pastur menimpali pertanyaanya sambil membuka
laptopnya guna membuka data-data yang Ia tanyakan tadi. Nah, suasana semakin
tegang ketika Kyai Ali disodori sejumlah data anak yatim yang ditanyakan
kepadanya.
Data Anak Yatim dan Piatu di Desa Tanjungsari, Petanahan, Kebumen,
Jawa tengah, Indonesia. Kok njenengan bisa tahu pak, njenengan kan nonmuslim?
Sahut Kyai Ali. Bapak Victor pun menjawab dengan argumennya yang begitu jelas
di sertai dalil-dalil dari Al Qur’an. Wouwwww, Pastur hafal Al Qur’an Juga yah.
Itulah beberapa kelemahan orang Islam selama ini, sahut Pastur tersebut,
kelemahan orang Islam ialah tidak peduli dengan Anak Yatim. Semenjak itulah Kyai
Ali merasa seperti mengharuskan (ber-azam) kegiatan Santunan seperti ini.
Sebelum acara ini para santri mukim yang Yatim Piatu juga sudah disantuni Beliau.
Kyai Ali menaruh harapan besar bagi para santri, oleh karena itu
beliau tak lelah memohon kepada para walisantri yang hadir untuk senantiasa
turut mendoakan semoga amanah yang dititipkan ke YAPIKA mendapati sukses dunia
akhirat, diparingi kesabaran dan keihlasan meneruskan cita-cita Mbah Buyut.
Beliau mengaku, bahwa setiap malam dalam mujahadah bersama santri-santrinya,
beliau tak pernah lupa untuk memohonkan supaya santri betah dan kerasan.
Santunan dibagi, mereka pun (anak yatim dan piatu) dikenalkan dan ditanyai
tentang cita-cita, satu hal yang paling mendasar dalam menjalani hidup.
Selanjutnya, DJ kondang bernama Alfiyah Sofarina yang juga merupakan salah satu
santri di Al Istiqomah maju kedepan hadirin untuk memimpin Menyanyikan Lagu
Kebangsaan Indonesia Raya bersama hadirin dan Tim Paduan Suara YAPIKA. Dilanjutkan
sambutan pengasuh Pesantren.
Dalam sambutannya, Pengasuh Pesantren, Kyai Amin Rosyid mengaku
cukup panas kuping beliau dengan merdayohnya HT, tetapi yang namanya kuping kan
ada dua. Sebelah kanan boleh panas, karena HT memang politisi sekaligus
nonmuslim, yang pasti banyak kritik tajam menyeruak kuping. Tetapi masih ada
kuping sebelah kiri yang karena niat HT adalah silaturrahmi ke Pesantren, maka
pada hakikatnya strata sesama manusia adalah yang paling harus diutamakan. Toh
silaturrahmi sangat menjadi hal penting dalam Islam juga. 1 abad yang lalu,
Mbah beliau, Kyai Abdullah Mukti mendirikan Musholla (1916), seiring berjalannya
waktu sampailah Pondok Pesantren Al Istiqomah masa kini. Kami mohon doa semoga
universitas bisa kita dirikan di 2016 ini. YAPIKA juga punya radio,
mudah-mudahan bisa segera menyaingi MNC TV, maksudnya memiliki TV, mumpung di
sini ada bossnya TV yang kabarnya terbesar di Asia Tenggara. Canda beliau yang
kemudian diikuti tawa hadirin. Begitu papar beliau, sebelum diakhiri dengan pemberian buku karya
beliau yang baru naik cetak beberapa waktu yang lalu (Menjernihkan Ruhani
dengan Tasawuf Peranggok) kepada HT dan Crew-Nya.
Waktu menunjukkan pkl. 12.00 WIB, kemudian acara dilanjutkan oleh
HT dalam kunjunganya ke Pesantren ini. Beliau melanjutkan kisah atau pengalaman
prosesnya membangun usaha sedari nol, sedari perusahaan hanya mempunyai 1
karyawan, tak lain dia seorang yang menjalankan, yang hingga hari ini memiliki
ratusan perusahaan. Bahkan dari Wikipedia menyampaikan bahwa Ia masuk dalam
urutan ke-22 orang terkaya di dunia pada tahun 2011. Hampir dari kami semua
terkesima melihat kisahnya menuju visi-misi hidupnya. Tahun 1990 dari tanah
kelahirannya, Surabaya kemudian Ia pindah ke Jakarta, seorang diri, tak lain
untuk mengadukan nasibnya. Dalam 26 tahun ini sudah berubah menjadi memiliki
ratusan perusahaan dan memiliki sekitar 25.000 karyawan. Perjalanan yang tak
sebentar. Sehari-hari waktu yang ditumbalkan untuk bekerja sekitar 17 jam.
Ngantor dari jam 07.00 WIB hingga 01.00 WIB dini hari, dari pagi hingga pagi
lagi.
Wuduh Busyeeettttt, ngebet banget ini orang. Kami pun tercengang
mendengar pengakuan HT bahwa dirinya bekerja dengan agenda tersebut setiap
hari-Nya. Tak lumrah bukan kalo kita bandingkan di Kebumen ini. Yo Emperen
cepet sugih (Ya Pantesan Cepat Kaya) gumamku dalam batin. Orang Kebumen pun
yang paling pelosok pasti cepet kaya kalo cara kerjanya seperti HT, timpalku
dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menyusup dalam benak. Kita bayangkan,
orang Kebumen saja jam 07.00 baru ucek-ucek (baru bangun), nah dia udah kerja, jam 01.00 dini hari dia
baru selesai kerja, nah orang kebumen pasti udah pulas dengan mimpinya di pulau
kapuk tuh???hehe. hadewhhh perlu diubah neh mendsete kita?.
Selain sebagai Pengusaha, dalam bidang olah raga, pengalaman dan posisi
penting pun Ia jabat, antara lain: sebagai Bendahara KONI (Komite Olahraga
Nasional Indonesia) pada 2003-2007, 2012-2016 sebagai Pembina Persatuan Tinju
Amatir Indonesia, dan 2014-2019 sebagai Ketua Asosiasi Futsal Indonesia dan
dalam hal santri, Ia juga sedang mempersiapkan Liga Santri Nasional.
Sebagai Pengusaha, Aktif di Olahraga, Politisi, Ia juga adalah
Pengajar. Menjadi dosen di UI (Universitas Indonesia) pun pernah Ia lakoni,
walau hanya 2 tahun. Sementara sekarang Ia merasa lebih asyik mengisi kuliah umum
di kampus, sekolah, bahkan pesantren. Tercatat lebih dari 140 kampus, sekolah,
bahkan pesantren pernah Ia beri materi yang serupa.
71 tahun Indonesia merdeka. Tidak ada rakyat yang boleh menyalahkan
terlahir dalam keadaan miskin. Tetapi kalau mati dalam keadaan miskin, kita lah
yang bersalah. Kepada generasi muda dihadapannya, Ia berharap di masa depan
mereka adalah sebagai pemberi kerja, tak seperti sekarang ini yang mayoritas
mentok di pencari kerja. Singkat cerita, HT berpesan “Hidup di dunia kan cuma
satu kali, jadi tak perlu lah yang namanya coba-coba”. Kalau coba-coba mulu
kapan jadinya??? Hehe.. Sekiranya apa yang telah disampaikan cukup dan akan
melanjutkan acara di Purbalingga, kemudian Ia menyudahi materinya. Acara
kemudian adalah makan bersama Keluarga Ndalem dan Walisantri dan segenap tamu
undangan.
#nyengkuyung_santri
Comments
Post a Comment