OPINI : Ber-OPINI itu Indah...! Jangan Salah Persepsi dengan INDOMIE

lihat juga http://berawal-dari-pesantren.simplesite.com/

Sebagai mahluk, perlu kita ketahui bahwa semua yang di dunia ini adalah titipan dan yang namanya titipan itu harus kita jaga sebaik mungkin. Dan menjaga sesuatu dengan baik itu membutuhkan yang namanya ilmu. Dan yang namanya ilmu itu bisa kita dapatkan ketika kita menjadi seorang murid. Di sisi lain kita adalah murid yang harus tunduk pada guru. Nah berkaitan bahwasanya kita sebagai murid, atau bisa dibilang kaum terpelajar kita itu dituntut untuk selalu dan selalu belajar.
Entah belajar apa saja, yang penting pokoknya ya belajar.

Sebelum kita bahas belajar yang bagaimana? 
Perlu kita tahu : kita belajar itu untuk apa?, untuk apa kita belajar? 
Dan di sini saya yakin teman-teman sudah tahu jawabanya. Tak perlu dibahas panjang lebar tentunya, sudah pasti kebanyakan menjawab : belajar itu ya agar kita bisa, agar kita tahu ilmunya.
Ini berlaku untuk segala hal, entah itu hal positif ataupun sampai ke hal yang negatif. 
Subhanalloh....betapa pentingya BELAJAR.
Jangan sampai kita melakukan sesuatu tanpa kita tahu ilmunya, karena melakukan sesuatu tanpa ilmu itu ibaratkan orang pincang. Ibaratkan orang jalan yang buta, tak tahu mau di bawa kemana diri ini? Na'udzubillah, jangan sampai deh pokoknya.

Belajar ialah suatu  proses yang awalnya kita belum tahu menjadi tahu. Sungguh simple sebenarnya. Namun ya memang sulit ketika kita jalani. Namun itu kan karena kurang biasa saja sebenarnya. Kalau sudah biasa apa sih yang sulit. Apa sih yang susah???.Nah karena efek indomie mungkin yang apa apanya serba instan kebanyakn teman teman kita banyak yang salah persepsi mengenai hal ini.
Penginya yang cepet, payah banget deh???

Berkaitan dengan belajar sering kita sebut istilah ilmu ladzuni. Apa itu ilmu ladzuni??? Tanda tanya besar deh pokoknya, hehe. Hayoo tebak, ada yang tahu apa kagak nih?
Baiklah langsung saja kita bahas. Banyak pelajar yang salah persepsi dengan secuil kata ini( ilmu ladzuni). Banyak persepsi yang mengatakan bahwa ilmu ladzuni adalah ilmu yang turun dari sang maha pencipta secara langsung. Ini jelas salah besar bagi saya, karena apa ko sampai salah besar???
Sekarang kita kuak asal muasalnya, kita lihat dari kronologisnya. Rosululloh saja yang katanya pemimpin dunia blm pernah yang namanya mendapatkan ilmu ladzuni, ilmu yang langsung dari Allah SWT. Lah kita yang hanya manusia biasa biasa saja ko sampai segitunya segitunya. Rosululloh selalu melalui perantara malaikat jibril ketika menerima pelajaran dan itupun selalu ada yang namanya proses. Ya proses belajar tentunya.

Nah di situ kita tidak boleh salah persepsi, kaum terpelajar dan terdidik ko sampai salah persepsi? 
Gak lucu kan? 
Memang iya semua ilmu itu berasal dari yang maha kuasa, namun di sisi lain kan pasti ada perantaranya. Rosululloh melalui malaikat jibril dan kita ya melalui guru kita. Proses tentunya, tidak ada yang instan lah, emangnya indomie cita rasa.huhu

Secara kenasaban ilmu itu ada keturunanya, dan kita ya dari guru kita. Dan bicara proses di sinilah kita kan menemukan jawaban atas ilmu ladzuni yang di awal kita singgung.
Sebenarnya ilmu ladzuni itu adalah ilmu proses, di mana yang namanya proses itu membutuhkan waktu, dan yang namanya waktu itu ada yang cepat dan ada yang pelan atau tingkat kefahamannya kurang(lola.com). Nah yang namanya ilmu ladzuni itu adalah proses di mana dalam proses belajarnya itu membutuhkan waktu yang tidak umum. Lebih cepat faham di banding pelajar yang lain. Bisa di bilang jenius( cepet mudeng). Bukan palah tanpa proses, itu jelas menyalahi aturan.
Indomie saja yang katanya instan juga masih perlu proses, di buka dulu bungkusnya, di rebus dulu, dan seterusnya.

Jadi tak mungkin sesuatu itu tanpa proses. Jadi saya ingatkan sekali lagi jangan salah persepsi. Kurang puas juga mari kita buktikan lagi, kita lihat awal ketika sang pemimpin kita, nabi kita meneeima pelajaran pertamanya, apa yang di perintahkan coba???
Bukankah beliau di suruh membaca, IQRO kan perintahanya,  bacalah!
Nah yamg namanya membaca itupun salah satu bukti bahwa belajar itu memerlukan proses .

Jadi kesimpulanya ya semua perlu proses. Jangan sampai salah persepsi deh?
Salah persepsi, capex deh??
Ilmu ladzuni hanyalah proses. Jangan kau berdiam diri mengharapkan sesuatu yang mustahil, karena itu hanyalah kebiasaan orang merugi.

Comments