lihat juga http://berawal-dari-pesantren.simplesite.com/
Telah lama kita ditempa
kehidupan yang menyusahkan. Kebodohan, kemiskinan, kegersangan spiritual, semua
itu-Lah yang menghiasi khdupan kami. Namun mengapa hingga kini programmu (NU)
untuk mengentas masalah ini belum terealisir????? Apakah engkau juga pusing
memikirkan dirimu sendiri?. Apakah engkau tega, jika kami terpaksa berarah
kiblat kepada pihak lain ? Karena adanya jaminan pangan, pakaian, kesehatan,
dan pendidikan. Jika demikian hal nya, salahkah tindakan itu ?
Jika salah mengapa engkau
tidak segera terjun ke lokasi kami ? Kami benar-benar sudah lama sekali
menunggumu. Ingat aktivitas Kristenisasi sekarang di mana-mana, bahkan sampai
Islamisasipun sekarang sampai bantai-bantaian. Sungguh menyedihkan bukan ? Jika
tidak ada tindakan sesegera mungkin untuk mengantisipasinya, kami sangat
khawatir wargamu akan habis diserobot musuhmu itu. Modal mereka sangatlah
besar. Bisa mencapai Milyaran dolar AS dan personalia yang cukup
tangguh-tangguh dalam berjuang. Di samping itu politik dan organisasinyapun
tersusun rapi/ teratur terarah.
Mungkin engkau kesulitan
dengan masalah dana, transportasi, dan personalia yang benar-benar berjuang di
jalan Allah SWT. Apa itu masalahnya ? Menurut kami bukanlah itu persoalanya,
bagaimana menggali warga dan potensi alamnya. Mengapa engkau tidak mengambil
sampel dari dari hancurnya kota Hirosima dan Nagasaki ? Justru dengan hancurnya
dua kota itu dari bom atom AS, jepang menjadi negara maju. Modal utama hanyalah
kreatifitas. Juga bukankah rahmat Tuhan tersebar di seantara alam semesta ini ?
Kalau begitu mengapa engkau mesti susah ? Reinterpretasi Al Qur'an dan As
Sunnah.
Wahai pemimpin NU dan stafnya,
cobalah para tuan turun ke lapangan. Yahhh...minimal jika keberatan, sekali
saja lah. Sebab peran langsung para tuan bisa menyusun program-program yang
tepat tanpa melihat hakiki liku-liku kehidupan kami. Atau kalau tidak adakan
penelitian jika tak dalam bentuk team ya…..individuallah.
Hingga kini, pengetahuan kami
tentang Islam sebatas pada masalah fiqh salaf, untuk yang kontemporernya
masihlah selalu didampingi kebimbangan-kebimbangan. Mohon maklum. Kami sadar
para Da’I tak bias melarang hal itu, sebab khawatir terjadi keresahan. Kecuali
dalam bentuk ber angsur-angsur. Yang memprihatinkan, teramat berat bagi kami
menjalankan sholat lima waktu, karena keadaan ekonomi yang semakin menghimpit.
Seharusnya semakin banyaknya sarjana Islam, khususnya yang bernotabel NU itu
bisa sedikit meningkatkan taraf perekonomian kaum nahdliyin, tapi anehnya
mengapa tahun demi tahun ko palah semakin terpuruk.
Sebaliknya kalau dilihat
secara nyata, sebenarnya potensi kami juga cukup besar. Itu berupa : gotong
royong, tolong menolong, dan menghomati para kiai atau ulama, dan orang-orang
yang dipandang mumpuni, seperti halnya mahasiswa KKN dari perguruan-perguruan
Tinggi Islam. Terhadap berbagai golongan itu, mereka menyerahkan persoalan
hidupnya, khususya bidang agama. Tercapainya sasaran Da’i sangat tergantung
pada perilaku dan ucapan berbagai golongan tersebut. Sedikit saja menyeleweng,
amburadullah jadinya. Begitupun sebaliknya.
Namun yang kami gambarkan di
atas hanyalah sebagian kecil saja. Itu yang tampak jelas. Kami yakin para tuan
mampu menemukan fenomena-fenomena lain yang lebih dari pada itu, jika terjun
langsung ke Lapangan. Untuk itulah, kami
berharap sangat, para tuan mengirimkan inovator yang benar-benar berkualitas.
Dan yang lebih penting manusia manusia yang siap berjuang lillahi dinillah dan
mendidik ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna.
Walaupun, sebenarnya semua itu
sudah diawali oleh seorah Abdurrahman Wahid (GusDur). Beliau merancangkan
inovasi di berbagai aspek kehidupan. Namun kendalanya pengetahuan kami tentang
pengembangan diri amatlah sangat terbatas. Karena itulah kami masih sangatlah
kesulitan dalam mengikuti jejak beliau. Kami semua akan tabi’, jika
innovator-inovator itu member contoh terlebih dahulu, bagaimana cara
pengembangan diri dan menggali alam ini dengan kreatif.
Tanpa langkah semacam itu,
walaupun konsep-konsepmu sangat bagus, kami tidak akan percaya. Karena kami
hanya ingin mencoba setelah melihat wujud keberhasilannya. Maaf kami kaum awam
belum bias berfikir kreatif. Untuk itulah mohon bimbingan secara optimal kami
yang berada di pelosok tanah air ini. Yang dahulu belum pernah di jamak oleh
wali.
Di samping itu, saya juga
membutuhkan buku-buku ke-NU-an, baik mengenai faham keagamaanya maupun
perananya dalam politik Indonesia. Selain itu, saya juga mohon diberi tahu
juga, perpustakaan-perpustakaan mana yang banyak buku-buku ke-NU-annya, karena
saya rasa NU belum menjelaskan kepada public tentang hal semacam itu. Saya rasa
hal seperti itu sangatlah dapat menumbuhkan kreatifitas kaum muda NU pada
khususnya.
Sebelumnya, saya ucapkan
banyak terima kasih, semoga Allah senantiasa melindungi kaum Nahdliyin. Amin. Wallahu
a’lam bisshowabb
Santri
PP. Al Istiqomah Tanjungsari Petanahan Kebumen.
Comments
Post a Comment