lihat juga http://berawal-dari-pesantren.simplesite.com/
Anggapan Pesantren Ketinggalan Zaman, inilah yang kian mengakar dalam pandangan masyarakat awam yang kurang paham dengan manajemen pesantren, yang benak fikirannya sudah terkontaminasi oleh urusan dunia. Masalah inilah yang awalnya membuat saya nekad untuk membuat blog saya, ya walaupun hanya berbekal kenekadan semoga ini tercatat sebagai amal ibadah yang baik.
Di kampung halaman saya, banyak orang ber-anggapan bahwasanya Mondok atau ke pesantren itu jalan yang salah untuk mencapai sebuah hidup yang bahagia di dunia khususnya, katanya kalau mondok itu mau jadi apa besoknya??? memang dulu sebelum zaman global seperti saat ini, banyak sekali orang yang hanya mondok tanpa dibekali pendidikan umum, yang istilah anak pesantrenya hanya mondok salaf. Istilah pondok salaf di sini yang di tekankan biasanya adalah hafalan kitab alatnya, mulai dari al jurumiyah sampe alfiyah ibnu malik, berbeda dengan pondok era sekarang atau istilahnya pondok modern, di sini di tekankan para santri menguasai ilmu agama dan pula pendidikan formal-nyapun tak boleh ketinggalan. Diterapkan seperti itu dengan tujuan agar santri punya bekal masa depan yang mumpuni untuk menyikapi zaman global era modern ini
Menindaklanjuti permasalahan awal tadi, masalah mondok itu tak punya masa depan cerah, menurut santri sekarang adalah sebuah pernyataan yang sangat konyol, ya memang anggapan seperti itu awalnya berasal karena banyak fakta yang membuktikan, banyak alumni pesantren salaf yang kategori ekonominya kurang, bisa di katakan miskin. Tapi itu kan bukan zaman sekarang, itu zaman dahulu brow???, Dulu ya dulu, sekarang ya sekarang, tapi ya walau zaman sekarang, agama tak boleh di tinggalkan. Budayanya tidak boleh dihilangkan. Orang-orang banyak yang terlalu fanatik tentang istilah "MONDOK YA MONDOK SAJA, JANGAN SAMBIL KERJA ATAU SEKOLAH".
Penafsiran pernyataan tersebut membuat saya mencari jawaban yang lebih relevan untuk mengubah pandangan masyarakat di daerah saya. Waktu dan waktu saya lalui, dan sampailah pada titik terang untuk menjawab semua itu.
"Sore itu pak kiai mu'in sedang duduk santai di depan koperasi pondok, ingin rasanya ku menghampirinya untuk mengajukan beribu-ribu pertanyaan berkaitan dengan persoalan di atas, namun yang namanya santri, masih tetap ada rasa takutnya kalau ingin curhat sama pak kiainya, namun itu sebenarnya hanyalah nafsu buruk yang menghantui, agar niatniat baik kita tak jadi kita laksanakan, singkat cerita akhirnya saya memutuskan memberanikan diri untuk bertanya.
Assalamu'alaikum, Sore pak kiai????
Wa'alaikumsalam, sore juga mas, sahut pak kiai???yang kemudian di ikuti sebuah tanggapan,"ada apa mas??? ada masalahkah???
mendengar pak kiai dengan gigihnya langsung tanggap seperti itu dengan disertai tatapan serius, sayapun mendadak gagap untuk memberikan jawaban, e e e e... a a a nu pak kiai, sa sa saya maa mau beber be r tanya????
dengan sigapnya pak kiai langsung mengajukan pertanyaan lagi, ko gugup gitu, kalau mau tanya ya tanya saja mas???gak usah sungkan-sungkan sama saya sahut pak kiai,
singkat cerita, kemudian saya paparkan semua pertanyaan-pertanyaan tentang masalah yang ingin saya cari jawabanyat tadi,,dan pak kiaipun antusias menyimaknya,
selesai aku paparkan kepada pak kiai, pak kiai terdiam sejenak,, dan akupun tambah bengong dengan posisi tangan menyangga dagu, menunggu jawaban dari pak kiai untuk masalah yang saya ceritakan tadi, sekitar tiga sampai tiga menit, tiba-tiba pak kiai memecah keheningan,,,
o...o...o...begitu to masalahnya,,,kemudian pak kiai mengibaratkan dengan banyak contoh kasus kehidupan
selesai aku paparkan kepada pak kiai, pak kiai terdiam sejenak,, dan akupun tambah bengong dengan posisi tangan menyangga dagu, menunggu jawaban dari pak kiai untuk masalah yang saya ceritakan tadi, sekitar tiga sampai tiga menit, tiba-tiba pak kiai memecah keheningan,,,
o...o...o...begitu to masalahnya,,,kemudian pak kiai mengibaratkan dengan banyak contoh kasus kehidupan
dan kesimpulan jawabannya ialah "semua hal itu tak boleh di sambi-sambi, gak cuma ngaji saja,,apapun kalau di sambi sambi ya hasilnya gak baik"
Saya berpesan pada kang-kang santri, ayo kita berjuang bersama-sama, nasib bangsa kita tergantung pada SDM kita. Semangat untuk belajar, itulah kunci utama.
Jangan hiraukan omongan orang-orang yang tak bertanggung jawab.
zaman sekarang tak bisa disamakan dengan zaman dahulu, santri harus bisa menjawab dengan jawaban yang zamaniyah.
PP.Al Istiqomah Tanjungsari Petanahan Kebumen atas asuhan KH.Amin Rosyid, Ba dan KH.Ali Mu'in Amnur, Lc, M.Pd.I.
x
Comments
Post a Comment