TUGAS KELOMPOK AKUNTANSI
LAPORAN KEUANGAN
PT.GARUDA INDONESIA (PERSERO ) Tbk.
Dosen Pembimbing : Siti Ngatikoh, S.E, M.M
Disusun oleh :
1.
Praptiningsih
Rahayu
2.
Rafika Nanda
Zahara
3.
Nur Asih
Susanti
Kelas/semester : Ekonomi Syari’ah / I - Fakultas Syari’ah
INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA
(IAINU) KEBUMEN TAHUN 2014
Jl.Tentara Pelajar
No. 55 B Kebumen 54312
►► Telp/Fax : (0287)
385902
►► website : www.iainukebumen.ac.id
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
A.
LATAR
BELAKANG
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk(“Perusahaan”) didirikan
berdasarkan akta notaris Raden Kadiman No. 137 tanggal 31 Maret 1950. Akta
pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia
dalam surat keputusannya No. J.A.5/12/10 tanggal 31 Maret 1950 serta diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 30 tanggal 12 Mei 1950, tambahan No.136.
Perusahaan yang awalnya berbentuk Perusahaan Negara, berubah menjadi Persero
berdasarkan Akta No. 8 tanggal 4 Maret 1975 dari Notaris Soeleman Ardjasasmita,
S.H., sebagai realisasi Peraturan Pemerintah No. 67 tahun 1971. Perubahan ini
telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 68 tanggal 26
Agustus 1975.
Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan
dan terakhir berdasarkan Akta No. 24, tanggal 16 Nopember 2010 dari Fathiah
Helmi, SH., Notaris di Jakarta untuk disesuaikan dengan Peraturan Bapepam,
antara lain mengenai perubahan status menjadi Perusahaan Terbuka, perubahan
nilai nominal saham dan penerbitan Saham Seri A dan Seri B.
Akta perubahan
ini telah disetujui dan diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-54724.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 22
Nopember 2010.
Tujuan pendirian Perusahaan adalah untuk melaksanakan serta
menunjang program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada
umumnya, khususnya di bidang jasa pengangkutan udara dan bidang lainnya yang
berhubungan dengan jasa pengangkutan udara.
Perusahaan berkantor pusat di Jl. Kebon
Sirih
No. 44, Jakarta.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan Perusahaan terutama adalah sebagai berikut:
1.
Angkutan
udara niaga berjadwal untuk penumpang, kargo dan pos dalamnegeri dan luar
negeri.
2.
Angkutan
udara niaga tidak berjadwal untuk penumpang, kargo dan pos dalam negeri dan
luar negeri.
3.
Pemeliharaan
dan perbaikan pesawat, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga.
4.
Jasa
pelayanan penunjang operasional angkutan udara.
5.
Jasa
pelayanan sistem informasi yang berkaitan dengan pengangkutan udara.
6.
Jasa
konsultasi, pendidikan dan latihan yang berkaitan dengan pengangkutanudara.
7.
Jasa pelayanan kesehatan bagi karyawan
Perusahaan maupun untukpihak ketiga.
Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tahun 1950.
Jumlah karyawan Perusahaan rata-rata 5.975
karyawan per 31 Maret 2011 dan 5.745
karyawan
per 31 Desember 2010.
Susunan pengurus Perusahaan telah ditunjuk berdasarkan akta notaris
No. 50 tanggal
7 Agustus 2008 dari Notaris Sutjipto, S.H., M,Kn. di Jakarta, dan
telah diubah dengan
akta No. 75 tanggal 10 Mei 2010 dari Sutjipto, S.H., M,Kn. notaris
di Jakarta mengenai perpanjangan sementara untuk seluruh pengurus Perusahaan
dan berdasarkan Surat Keputusan Direktur Utama Nomor JKTDZ/SKEP/50022/11
tentang Perubahan Organisasi Induk, susunan pengurus Perusahaan per 31 Maret
2011 adalah sebagai berikut:
Komisaris Utama ................................................................. Hadiyanto
Komisaris ............................................................................. Sahala
Lumban Gaol
Komisaris ............................................................................. Wendy
Aritenang Yazid
Komisaris ............................................................................. Adi
Rahman Adiwoso
Komisaris.............................................................................. Independen
Abdulgani
Direktur Utama ................................................................... Emirsyah
Satar
Direktur Keuangan .............................................................. Elisa
Lumbantoruan
Direktur Teknik & Pengelolaan Armada ............................. Hadinoto Soedigno
Direktur Layanan ................................................................ Agus
Priyanto
Direktur Pemasaran & Penjualan**...................................... - -
Direktur Sumber Daya Manusia
& Umum ** .................... -
-
Direktur Operasi .................................................................. Capt.
Ari Sapari
Direktur Strategi, Pengembangan
Bisnis & Manajemen Resiko ............................................... Achirina
Catatan/ Notes:
*) Pejabat
Sementara (Pjs) Direktur Keuangan/Acting as EVP Finance.
**) Sehubungan
dengan adanya perubahan organisasi induk, maka saat ini terdapat dua posisi
direktur yang kosong
yaitu Direktur
SDM & Umum dan Direktur Pemasaran dan Penjualan/In connection with the
change in the parent organization structure,
any two posisition
of EVP is vacant there are EVP Human Capital & Corporate Affairs and EVP
Marketing and Sales.
B.
LAPORAN
KEUANGAN
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI
31 MARET 2011
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 3,968,644,623,558
Piutang usaha
Pihak-pihak
berelasi 112,640,931,787
Pihak ketiga -
setelah dikurangi
cadangan penurunan nilai sebesar
Rp
309.270.406.354 per 31 Maret 2011 1,063,601,719,940
Piutang lain-lain 24,537,287,124
Persediaan 623,371,151,995
Uang muka dan biaya dibayar dimuka 730,964,743,009
Pajak dibayar dimuka 91,484,309,546
Jumlah
Aset Lancar 6,615,244,766,959
ASET TIDAK LANCAR
Dana perawatan pesawat dan
uang jaminan 2,236,232,982,104
Uang muka pembelian pesawat 1,196,367,067,208
Aset pajak tangguhan 291,413,708,095
Investasi saham 225,658,377,939
Aset tetap - setelah dikurangi
akumulasi
penyusutan sebesar
Rp
7.080.550.540.702 per 31 Maret 2011 5,161,241,615,308
Properti investasi 172,626,740,470
Beban tangguhan 31,298,738,039
Aset lain-lain
bersih 469,851,141,385
Jumlah
Aset Tidak Lancar 9,784,690,370,549
JUMLAH ASET 16,399,935,137,508
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
LIABILITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Hutang bank 225,224,603,901
Hutang usaha
Pihak-pihak
berelasi 548,861,034,511
Pihak ketiga 626,922,936,846
Hutang lain-lain 202,477,494,274
Hutang pajak 79,365,967,871
Biaya masih harus dibayar 1,062,081,982,993
Pendapatan diterima dimuka 1,330,178,412,133
Uang muka diterima 70,689,719,127
Hutang jangka panjang yang jatuh
tempo dalam satu tahun
Pinjaman jangka
panjang 284,661,852,314
Liabilitas sewa
pembiayaan 488,320,898,091
Provisi biaya
pengembalian
dan
pemeliharaan pesawat 282,441,317,121
Jumlah
Liabilitas Jangka Pendek 5,201,226,219,183
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Hutang jangka panjang - setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
Pinjaman jangka
panjang 1,519,019,524,205
Liabilitas sewa
pembiayaan 1,562,846,294,032
Provisi biaya
pengembalian
dan
pemeliharaan pesawat 216,379,720,508
Liabilitas pajak tangguhan 15,270,759,398
Liabilitas imbalan pasca kerja 1,391,683,113,384
Liabilitas
tidak lancar lainnya
20,556,179,473
Jumlah
Liabilitas Jangka Panjang 4,725,755,591,000
JUMLAH
LIABILITAS 9,926,981,810,183
EKUITAS
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada Pemilik
Modal saham -
Nilai nominal Rp 500 saham masing-masing
untuk saham
seri A Dwiwarna dan saham
seri B tahun
2011 dan 2010 B
Modal dasar - 1 saham seri A Dwiwarna dan
29.999.999.999
saham seri B tahun
2011 dan 2010
Modal ditempatkan dan disetor - 1 saham Seri A
Dwiwarna dan
22.640.995.999 Saham Seri B
tahun 2011 dan
18.240.995.999 saham seri B
tahun 2010 11,320,498,000,000
Tambahan modal disetor 995,456,863,006
Surplus revaluasi 934,501,770,723
Selisih kurs karena penjabaran
laporan keuangan 12,248,123,154
Defisit
(6,802,051,338,105)
Sub jumlah 6,460,653,418,778
Kepentingan non pengendali 12,299,908,547
JUMLAH
EKUITAS 6,472,953,327,325
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
16,399,935,137,508
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASI
UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2011
PENDAPATAN
USAHA
Penerbangan
berjadwal 4,539,200,625,100
Penerbangan
tidak berjadwal 79,350,829,945
Lainnya 570,771,891,674
Jumlah
Pendapatan Usaha 5,189,323,346,719
BEBAN
USAHA
Operasional
penerbangan 2,892,111,846,605
Pemeliharaan
dan perbaikan 278,080,737,188
Bandara 402,441,563,219
Pelayanan penumpang
388,007,838,001
Tiket,
penjualan dan promosi 547,216,670,700
Administrasi
dan umum 452,383,256,983
Penyusutan dan
amortisasi 350,920,919,345
Operasional
hotel 13,291,949,562
Operasional
jaringan 25,629,031,556
Transportasi 24,811,230,238
Beban imbalan
kerja 73,154,581,729
Jumlah
Beban Usaha 5,448,049,625,125
RUGI USAHA (258,726,278,405)
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Keuntungan dari restrukturisasi hutang -
Keuntungan penjualan aset tetap 5,833,974,151
Beban bunga dan keuangan (29,745,367,165)
Keuntungan (kerugian) selisih
mata uang asing
- bersih 23,713,917,378
Penghasilan bunga 38,807,636,327
Keuntungan atas jual dan sewa balik aset
Lain-lain -
bersih (17,504,649,351)
Penghasilan
(Beban) Lain-Lain Bersih 21,105,511,338
BAGIAN LABA BERSIH PERUSAHAAN
ASOSIASI 2,917,737,309
RUGI SEBELUM PAJAK (234,703,029,758)
MANFAAT (BEBAN) PAJAK
Pajak kini (12,623,743,907)
Pajak tangguhan
64,021,179,264
Jumlah
Manfaat (Beban) Pajak 51,397,435,357
LABA
(RUGI) PERIODE BERJALAN (183,305,594,401)
PENDAPATAN (BEBAN) KOMPREHENSIF LAIN
Selisih kurs
karena penjabaran
laporan
keuangan (251,871,248)
TOTAL LABA (RUGI) KOMPREHENSIF
PERIODE BERJALAN (183,557,465,649)
LABA (RUGI) PERIODE BERJALAN YANG DAPAT
DIATRIBUSIKAN KEPADA
Pemilik entitas
induk (183,411,189,860)
Kepentingan non
pengendali 105,595,459
(183,305,594,401)
TOTAL PENDAPATAN KOMPREHENSIF
YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN
Pemilik entitas
induk (183,663,061,108)
Kepentingan non
pengendali 105,595,459
(183,557,465,649)
LABA PER SAHAM
Dasar (8.10)
Dilusi (8.10)
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
keuangan konsolidasi.
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI
UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2011
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan 5
,384,464,491,262
Pengeluaran kas kepada pemasok (4,453,476,324,800)
Pengeluaran kas
kepada karyawan
(759,273,205,266)
Kas dihasilkan dari operasi 171,714,961,196
Pembayaran bunga dan beban keuangan (34,716,093,567)
Pembayaran pajak penghasilan (30,406,510,390)
Kas Bersih
Diperoleh dari (Digunakan untuk)
Aktivitas Operasi 106,592,357,239
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penerimaan bunga 27,049,757,602
Penerimaan dividen 623,937,600
Hasil penjualan aset tetap 95,548,623,162
Penerimaan pengembalian uang muka
pembelian
pesawat -
Penerimaan pengembalian dana pemeliharaan pesawat 18,388,209,692
Penerimaan uang jaminan 29,661,697,448
Pengeluaran untuk dana pemeliharaan pesawat (243,816,124,876)
Uang muka pembelian pesawat (163,438,736,015)
Uang muka perolehan aset tetap (20,986,024,151)
Pengeluaran untuk perolehan aset pemeliharaan pesawat -
Pengeluaran untuk perolehan aset tetap (14,422,971,391)
Pembayaran uang jaminan
(42,196,175,997)
Penempatan deposito berjangka 12,383,000,000
Kas
Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (301,204,806,926)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan pinjaman jangka panjang
9 ,724,366,999
Penerimaan hutang jangka pendek 136,922,390,606
Pembayaran liabilitas jangka panjang (227,557,025,601)
Pembayaran liabilitas jangka pendek (218,729,237,798)
Penerimaan Kas dari Penjualan Saham 2,200,000,000,000
Penerimaan Kas dari Tambahan Modal Disetor 1,100,000,000,000
Kenaikan (penurunan) kas yang dibatasi penggunaannya (1,593,874,483)
Pembayaran untuk aktivitas pendanaan lainnya (103,880,247,190)
Kas Bersih
Diperoleh dari (Digunakan untuk)
Aktivitas
Pendanaan 2,894,886,372,532
KENAIKAN/(PENURUNAN) BERSIH
KAS DAN SETARA KAS 2,700,273,922,845
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 1,177,383,233,771
Efek perubahan kurs mata uang asing 90,987,466,942
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 3,968,644,623,558
INFORMASI TAMBAHAN:
AKTIVITAS INVESTASI DAN PENDANAAN YANG
TIDAK MEMPENGARUHI ARUS KAS
Kenaikan aset tetap
melalui
provisi biaya
pengembalian dan
pemeliharaan
pesawat (Catatan 25) 14,662,161,535
Reklasifikasi aset tetap ke aset lain-lain (Catatan 15) 148,056,526,862
Penurunan uang muka pembelian pesawat
(Catatan 12) (35,497,901,920)
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupaka bagian
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
C.
CATATAN
KEBIJAKAN AKUNTANSI
a. Pernyataan Kepatuhan
Laporan
keuangan konsolidasi disusun menggunakan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku
di Indonesia dan Peraturan Bapepam – LK No. VIII.G.7 tentang
Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang merupakan lampiran Keputusan Ketua Bapepam
No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 dan Surat Edaran Ketua Bapepam No.
SE-02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan
Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Transportasi dan tidak
dimaksudkan untuk menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas
sesuai dengan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di negara-negara
lain. Sesuai dengan PSAK 3 Laporan keuangan interim, laporan keuangan periode
interim dapat disusun secara ringkas dan tetap memperhatikan unsur-unsur
minimum dalam penyajian laporan keuangan interim.
b. Penyajian Laporan
Keuangan Konsolidasi
Dasar
penyusunan laporan keuangan konsolidasi, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi
adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan
keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah (Rp), dan Iaporan keuangan konsolidasi
tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun
berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi
masing-masing akun tersebut.
Laporan arus
kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan
arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
c. Prinsip
Konsolidasi
Sesuai dengan
PSAK 4 (Revisi 2009), Perusahaan menyusun dan menyajikan laporan keuangan
konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian
Perusahaan. Pengendalian dianggap ada ketika entitas induk memiliki secara
langsung atau tidak langsung melalui entitas anak lebih dari setengah kekuasaan
suara suatu entitas. Pengendalian juga ada ketika entitas induk memiliki
setengah atau kurang kekuasaan suara suatu entitas jika terdapat:
a.
Kekuasaan
yang melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain;
b.
Kekuasaan
untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran dasar atauperjanjian;
c.
Kekuasaan
untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar dewan direksi atau organ pengatur
setara dan mengendalikan entitas melalui dewan atau organ tersebut; atau
d.
Kekuasaan
untuk memberikan suara mayoritas pada rapat dewan direksi atau organ pengatur
setara dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut.
Kepentingan non
pengendali pada anak perusahaan merupakan bagian pemilikan pemegang saham non
pengendali pada ekuitas (termasuk laba bersih) anak perusahaan yang tidak
dimiliki seluruhnya. Semua transaksi dan saldo antar perusahaan telah
dieliminasi dalam konsolidasi.
d. Penggabungan Usaha
Akuisisi anak perusahaan dicatat
dengan menggunakan metode pembelian. Biaya perolehan adalah jumlah nilai wajar
(pada tanggal pertukaran) aset yang diberikan, liabilitas yang terjadi atau
diambil alih dan instrumen ekuitas yang diterbitkan sebagai imbalan atas
perolehan kendali ditambah biaya lain yang secara langsung dapat diatribusikan
pada akuisisi tersebut.
g. Transaksi dengan
Pihak-pihak Berelasi
Perusahaan dan
Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 7, “Pengungkapan Pihak-Pihak
Berelasi”.
Rincian transaksi
signifikan dengan pihakpihak berelasi disajikan didalam catatan 42.
h. Kas dan Setara Kas
Untuk tujuan
pelaporan arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi
yang jatuh tempo dalam tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan tidak
dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.
i. Cadangan Penurunan Nilai
Piutang
Sebelum 2010,
cadangan penurunan nilai atas piutang usaha ditetapkan berdasarkan penelaahan
manajemen terhadap kemungkinan tidak tertagihnya piutang tersebut pada akhir
tahun. Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan dan Anak Perusahaan
menyediakan cadangan penurunan nilai atas piutang usaha berdasarkan PSAK 55
(Revisi 2006) (Catatan5). Perusahaan menggunakan metode penilaian secara
individual.
j. Persediaan
Persediaan
dinyatakan berdasarkan jumlah terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi
bersih. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang. Nilai realisasi
bersih merupakan taksiran harga jual persediaan dikurangi beban penjualan yang diperlukan.
k. Biaya Dibayar Dimuka
Biaya dibayar
dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya denganmetode garis
lurus.
l. Investasi pada
perusahaan asosiasi
Perusahaan
asosiasi adalah suatu perusahaan dimana induk Perusahaan mempunyai pengaruh
yang signifikan, namun tidak mempunyai pengendalian atau pengendalian bersama,
melalui partisipasi dalam pengambilan keputusan atas kebijakan finansial dan
operasional investee.
Penghasilan dan
aset dan liabilitas dari perusahaan asosiasi digabungkan dalam laporan keuangan
konsolidasi dicatat dengan mengunakan metode ekuitas. Investasi pada perusahaan
asosiasi dicatat di laporan posisi keuangan sebesar biaya perolehan dan selanjutnya
disesuaikan untuk perubahan dalam bagian kepemilikan Perusahaan atas aset
bersih perusahaan asosiasi yang terjadi setelah perolehan, dikurangi dengan penurunan
nilai yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu. Bagian Perusahaan
atas kerugian perusahaan asosiasi yang melebihi nilai tercatat dari investasi
tidak diakui kecuali jika Perusahaan mempunyai kewajiban atau melakukan
pembayaran kewajiban perusahaan asosiasi yang dijaminnya, dalam hal demikian,
tambahan kerugian diakui sebesar kewajiban atau pembayaran tersebut.
m. Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan danPerusahaan Asosiasi
Perubahan nilai
investasi yang disebabkan terjadinya perubahan nilai ekuitas anak perusahaan/perusahaan
asosiasi yang bukan merupakan transaksi antara Perusahaan dengan anak
perusahaan/perusahaan asosiasi diakui sebagai bagian dari ekuitas dengan akun
Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak perusahaan/Perusahaan Asosiasi, dan
akan diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat pelepasan investasi yang
bersangkutan.
n. Properti Investasi
Properti
investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau
keduanya) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau
keduanya. Investment properties are properties (land or a building – or part of
a building – or both) held to earn rentals or for capital appreciation or both.
Properti investasi awalnya dinilai sebesar biaya perolehan. Selanjutnya setelah
penilaian awal, properti investasi dinilai dengan menggunakan nilai wajar. Keuntungan
atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui pada laporan laba
rugi komprehensif pada saat terjadinya.
o. Aset Tetap
Pesawat, tanah
dan bangunan dinyatakan berdasarkan nilai revaluasi yang merupakan nilai wajar
pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan
nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Revaluasi dilakukan dengan keteraturan
yang memadai untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material
dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada tanggal laporan
posisi keuangan.
Kenaikan yang
berasal dari revaluasi pesawat, tanah dan bangunan langsung dikreditkan surplus
revaluasi pada bagian ekuitas, kecuali sebelumnya penurunan revaluasi atas aset
yang sama pernah diakui dalam laporan laba rugi komprehensif, dalam hal ini kenaikan
revaluasi hingga sebesar penurunan nilai aset akibat revaluasi tersebut,
dikreditkan dalam laporan laba rugi komprehensif. Penurunan jumlah tercatat yang
berasal dari revaluasi pesawat, tanah dan bangunan dibebankan dalam laporan laba
rugi komprehensif apabila penurunan tersebut melebihi saldo surplus revaluasi
aset yang bersangkutan, jika ada..
Surplus
revaluasi pesawat, tanah dan bangunan yang telah disajikan dalam ekuitas dipindahkan
langsung ke saldo laba pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Aset tetap
pesawat disusutkan hingga ke estimasi nilai residu dengan mengunakan metode garis
lurus selama taksiran masa manfaat, sebagai berikut:
Tahun
Rangka pesawat 18 - 20
Mesin 18 - 20
Simulator 10
Rotable part 12
Aset
pemeliharaan
Inspeksi rangka pesawat
Periode inspeksi berikut
Overhaul mesin Periode overhaul berikut
Aset tetap non
pesawat kecuali tanah dan bangunan dicatat berdasarkan harga perolehan
dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai jika ada dan disusutkan dengan
metode garis lurus selama masa manfaat aset tesebut, sebagai berikut:
Tahun
Bangunan
40
Kendaraan 3 - 5
Aset tetap lainnya
2 -
10
Tahun/ Years
Tanah tidak
disusutkan.
Aset sewaan
disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan aset
tetap yang dimiliki sendiri atau disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek
antara periode sewa dan umur manfaatnya.
Taksiran masa
manfaat, nilai residu dan metode penyusutan direview minimum setiap akhir tahun
buku, dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi akuntansi diterapkan secara
prospektif.
Beban
pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif
konsolidasi pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya
yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat
sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis
di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya
perolehan aset dapat diukur secara andal. Apabila aset tetap tidak digunakan lagi
atau dijual, maka nilai tercatat dikeluarkan dari laporan keuangan konsolidasi
dan keuntungan atau kerugian yang dihasilkan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif
konsolidasi.
Aset dalam
penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan tersebut termasuk
biaya pinjaman yang terjadi selama masa pembangunan yang timbul dari hutang
yang digunakan
untuk pembangunan aset tersebut. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke
masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap
digunakan.
Untuk pinjaman
yang tidak spesifik digunakan untuk perolehan aset tertentu, jumlah biaya
pinjaman yang
dikapitalisasi tertentu terhadap jumlah pengeluaran untuk perolehan aset tersebut.
Tingkat kapitalisasi adalah rata-rata tertimbang dari biaya pinjaman terhadap saldo
pinjaman terkait selama periode tersebut, tidak termasuk jumlah pinjaman yang
spesifik digunakan untuk perolehan aset tertentu lainnya.
Aset tetap
dalam rangka bangun, kelola dan alih dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah
dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode
garis lurus selama 20 - 30 tahun.
p. Penurunan Nilai Aset Non
Keuangan
Pada tanggal
laporan posisi keuangan, Perusahaan dan anak perusahaan menelaah nilai tercatat
aset non-keuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut
telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai yang
dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan
nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat
diperoleh kembali atas suatu aset individu, Perusahaan dan anak perusahaan mengestimasi
nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset.
Perkiraan
jumlah yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual
neto atau nilai pakai. Jika jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset
nonkeuangan (unit penghasil kas) kurang dari nilai tercatatnya, nilai tercatat
aset (unit penghasil kas) dikurangi menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh
kembali dan rugi penurunan nilai diakui langsung ke laba rugi kecuali aset
tersebut dicatat sebesar nilai revaluasi, di mana kerugian penurunan nilai diperlakukan
sebagai penurunan revaluasi.
q. Sewa
Sewa
diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara
substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
Sewa lainnya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut, diklasifikasikan sebagai
sewa operasi.
Sebagai Lessee
Aset yang
diperoleh melalui sewa pembiayaan dicatat pada awal masa sewa sebesar nilai
wajar aset sewaan Perusahaan dan anak perusahaan yang ditentukan pada awal
kontrak atau, jika lebih rendah, sebesar nilai kini dari pembayaran sewa
minimum. Kewajiban kepada lessor disajikan di dalam laporan posisi keuangan
sebagai liabilitas sewa pembiayaan.
Pembayaran sewa
dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang
merupakan pengurangan dari liabilitas sewa sehingga mencapai suatu tingkat
bunga yang konstan (tetap) atas saldo liabilitas. Beban keuangan dibebankan langsung
ke laba rugi. Rental kontijen dibebankan pada periode terjadinya.
Pembayaran sewa
operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus selama masa sewa, kecuali
terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari
manfaat aset yang dinikmati pengguna. Rental kontijen diakui sebagai beban di dalam
periode terjadinya.
Dalam hal
insentif diperoleh dalam sewa operasi, insentif tersebut diakui sebagai liabilitas.
Keseluruhan manfaat dari insentif diakui sebagai pengurangan dari biaya sewa dengan
dasar garis lurus kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih
mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna.
Jual dan Sewa–Balik
Aset yang dijual berdasarkan transaksi jual dan sewa-balik
diperlakukan sebagai berikut:
·
Jika
suatu transaksi jual dan sewa-balik merupakan sewa pembiayaan, selisih lebih
hasil penjualan diatas nilai tercatat, tidak segera diakui sebagai pendapatan
tetapi ditangguhkan dan diamortisasi selama masa sewa.
·
Jika transaksi jual dan sewa-balik merupakan
sewa operasi dan transaksi tersebut dilakukan pada nilai wajar, maka laba atau
rugi diakui segera. Jika harga jual dibawah nilai wajar, maka laba atau rugi
diakui segera, kecuali rugi tersebut dikompensasikan dengan pembayaran sewa
masa depan yang lebih rendah dari harga pasar, maka rugi tersebut ditangguhkan
dan diamortisasi secara proporsional dengan pembayaran sewa selama periode
penggunaan aset. Jika harga jual diatas nilai wajar, selisih lebih diatas nilai
wajar tersebut ditangguhkan dan diamortisasi selama periode penggunaan aset.
Untuk sewa operasi,
jika nilai wajar aset pada saat transaksi jual dan sewa-balik lebih rendah
daripada nilai tercatatnya, maka rugi sebesar selisih antara nilai tercatat dan
nilai wajar diakui segera.
Untuk sewa
pembiayaan, tidak diperlukan penyesuaian kecuali jika telah terjadi penurunan
nilai. Dalam hal ini, nilai tercatat diturunkan ke jumlah yang dapat
dipulihkan.
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI
UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 201
Tambahan Selisih kurs
modal karena penjabaran Surplus
Kepentingan Jumlah
Modal saham
disetor laporan keuangan revaluasi Devisit Jumlah non pengendali ekuitas
Saldo 31
Desember 2010 9,120,498,000,000
8,402,079,001 12,499,994,402 1,146,751,374,799 (6,830,889,752,321) 3,457,261,695,881
12,194,313,088 3,469,456,008,969
Penerbitan
modal saham 2,200,000,000,000
987,054,784,005 - - - - 3,187,054,784,005 3,187,054,784,005
Total laba rugi
komprehensif
tahun
berjalan
- - (251,871,248) (212,249,604,076) 28,838,414,216 (183,663,061,108) 105,595,459 (183,557,465,649)
Saldo 31 Maret
2011 11,320,498,000,000
995,456,863,006 12,248,123,154 934,501,770,723
(6,802,051,338,105) 6,460,653,418,778
12,299,908,547 6,472,953,327,325
Comments
Post a Comment